Khamis, 4 November 2010

MAMA INSAN TERHEBAT


MAMA OOO MAMA

Allah (swt) berfirman yang bermaksud:
"Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya, ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun, (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu bapamu, serta kepada Aku jua tempat kembali." (Q.S.Luqman:14)

Seorang lelaki bertanya kepada Rasulallah (saw) siapakah orang yang paling berhak dihormati: Nabi (saw) menjawab: Ibumu! Lelaki itu bertanya lagi, kemudian siapa lagi, Nabi (saw) menjawab: Ibumu! Lelaki itu terus bertanya, kemudian siapa lagi? Nabi (saw) menjawab ibumu! Kemudian siapa lagi? Nabi s.a.w. menjawab pula: Kemudian Bapamu! (Hadis riwayat at-Tirmizi)

Demikian tinggi dan mulianya taraf seorang ibu dari pandangan Islam.
Mamaku pula seorang wanita cina. Mama adalah wanita yang tercantik yang pernah ku lihat dan mamaku adalah wanita baik serta bertanggungjawab yang pernah ku jumpai.

Walaupun papa berkerjaya yang menjamin kemewahan untuk keluarga tapi mama memilih jalan untuk bekerjaya jua, mungkin ini adalah sudah menjadi kebiasaan mama yang suka bekerja.

Memoriku dengan mama tak lama. Ada kisah sedih yang telah menimpa kami sekeluarga. Ketika aku berusia 10 tahun, ketika aku masih di sekolah rendah. kami telah kehilangan beliau. Terlalu banyak versi cerita yang aku dengar dari keluarga dan saudara-maraku. Namun yang pasti, mama pergi dengan cara membunuh diri. Mama mempunyai penyakit keturunan dan itu diantara asbab pemergian mama.

Aku sedih dengan pemergian mama. Beliau wanita yang telah melahirkan aku dan membesarkan kami dalam keadaan penuh kasih sayang. Pemergiannya secara mengejut telah membuatkan kami sekeluarga merasa kesepian. Hingga kini, Setiap kali aku teringat mama, aku akan merenung gambar keluarga yang sengaja aku jadikan wallpaper di laptopku. Segala kenangan dan kenangan yang kami lalu bersama menjadi memori indah dalam hidupku.

Tidak dapat dinafikan betapa besar tanggung jawab, peranan seorang ibu terhadap keluarga terutama anak-anaknya. Betapa susah payah yang dialami seorang ibu ketika mengandung, dari sebulan kesebulan hingga anak itu dilahirkan. Betapa sakit yang dirasai ibu ketika melahirkan, setelah lahir dengan penuh kasih sayang ia menjaga anak-anaknya, menyusuinya, merawat buah hatinya itu, sehingga ketika tidur si ibu selalu terbangun dengan tangisan bayinya. Banyak masa dihabiskan untuk merawat, menjaga, mendidik, dari kecil hingga anak itu dewasa.


Pemergiaan Ibu ketika aku masih kecil adalah sebagai satu tamparan hebat dalam hidupku, ibu pergi meninggalkan kami dua beradik di saat kami amat memerlukan kasih dan sayangnya.

Biarlah siapa ibu aku tapi dia tetap insan yang istimewa buat aku

Jasa Ibu Tiidak dapatku membalasnya segala penat lelah dan kasih sayang ibu terhadap kami adik beradik. Kini aku sering mendoakanya.

Seorang ibu sanggup mengorbankan apa sahaja demi anak-anaknya yang tercinta, dengan tidak mengharapkan apa-apa balasan. Ibu sanggup berpenat lelah, ibu sanggup tidak lelap tidurnya supaya anaknya tidak jatuh sakit, tidak digigit nyamuk, ibu sentiasa mendo'akan (orang Islam) atau mengharapkan anak-anaknya sehat walfiat dan menjadi anak yang berguna dikemudian hari.

" seorang ibu sanggup menjaga, merawat dan membesarkan sepuluh anak-anaknya, tetapi sepuluh orang anak belum tentu sanggup menjaga seorang ibunya.''

Oleh karena itu sudah sepatutnya kita membalas jasa baik ibu-ibu kita, sekurang-kurangnya hormati lah ibu-ibu kita, muliakanlah ibu-ibu kita, dan jagalah segala kebjikannya terutama ketika mereka memerlukan penjagaan kita dihari tua mereka.

Di sini aku ingin memaparkan cerita tentang seorang sahabat nabi yang bernama Uwais

Kemuliaan Taat Kepada Ibu
Suatu saat Rasulullah Saw bercerita kepada para sahabat, “Sungguh, kelak ada orang yang termasuk tabi’in terbaik yang bernama Uwais. Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepadanya. Sehingga, kalau dia mau berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Dia punya sedikit bekas penyakit kusta. Oleh karena itu, perintahkan dia untuk berdoa, niscaya dia akan memintakan ampun untuk kalian.” [HR Muslim].

Bernama lengkap Uwais Al-Qarni, ia tinggal bersama ibunya di negeri Yaman. Setiap hari ia menggembalakan domba milik orang lain. Upah yang diterimanya cukup untuk biaya hidup bersama ibunya. Bila ada kelebihan dari upahnya itu terkadang ia berikan kepada tetangganya yang kekurangan.

Ia termasuk orang yang taat beribadah, selalu menjalankan ajaran yang dibawa Rasulullah Saw. Ia punya suatu keinginan yang belum terlaksana sejak lama yaitu bertemu dengan Rasulullah Saw. Keinginan itu kian memuncak setiap kali melihat tetangganya yang baru pulang dari Madinah dan sempat bertemu Rasulullah Saw. Tetapi apa daya, ibunya sudah tua renta dan sangat lemah. Ia begitu menyayanginya sehingga tak tega meninggalkannya sendiri.

Semakin hari kerinduan bertemu Rasulullah Saw bertumpuk. Ia sangat gelisah mengingat-ingat itu. Suatu hari kerinduannya tak tertahan lagi, ia memberanikan diri mengungkapkan perasaan itu kepada ibunya. Mendengar curahan hati anaknya, ibunya terharu, ia pun diijinkan menemui Rasulullah Saw.

Namun kerinduan itu tak sempat terobati karena saat ia datang, Rasulullah Saw sedang tak berada di rumah. Ingin sekali ia menunggu, tetapi ia teringat pesan ibunya untuk segera pulang. Ia pun memilih mentaati ibunya dan segera berpamitan pada ‘Aisyah.

Ketika Rasulullah Saw kembali, beliau pun menanyakan mengenai seseorang yang mencarinya. ‘Aisyah menjelaskan kedatangan Uwais. Kemudian Rasulullah Saw mengatakan bahwa Uwais yang taat pada ibunya itu penghuni langit. Rasulullah Saw meneruskan keterangan tentang Uwais kepada para sahabat. Seraya memandang Ali dan Umar beliau mengatakan, “Suatu ketika jika kalian bertemu dengan Uwais mintalah doa dan istighfar darinya.”


Diriwayatkan dari Abu Bakrah r.a. dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap dosa akan Allah tangguhkan (hukumannya) sesuai dengan kehendak-Nya, kecuali (dosa karena) durhaka kepada kedua orang tua. Sesungguhnya Allah swt. akan menyegerakan hukuman perbuatan itu kepada pelakunya di dunia ini sebelum ia meninggal.”

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar r.a., dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda, “Keridhaan Allah itu ada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan-Nya ada pada kemarahan kedua orang tua.”

Bentuk-bentuk Perbuatan Durhaka

1. Tidak memberikan nafkah kepada orang tua bila mereka membutuhkan.

2. Tidak melayani mereka dan berpaling darinya. Lebih durhaka lagi bila menyuruh orang tua melayani dirinya.

3. Mengumpat kedua orang tuanya di depan orang banyak dan menyebut-nyebut kekurangannya.

4. Mencaci dan melaknat kedua orang tuanya.

5. Menajamkan tatapan mata kepada kedua orang tua ketika marah atau kesal kepada mereka berdua karena suatu hal.

6. Membuat kedua orang tua bersedih dengan melakukan sesuatu hal, meskipun sang anak berhak untuk melakukannya. Tapi ingat, hak kedua orang tua atas diri si anak lebih besar daripada hak si anak.

7. Malu mengakui kedua orang tuanya di hadapan orang banyak karena keadaan kedua orang tuanya yang miskin, berpenampilan kampungan, tidak berilmu, cacat, atau alasan lainnya.

8. Enggan berdiri untuk menghormati orang tua dan mencium tangannya.

9. Duduk mendahului orang tuanya dan berbicara tanpa meminta izin saat memimpin majelis di mana orang tuanya hadir di majelis itu. Ini sikap sombong dan takabur yang membuat orang tua terlecehkan dan marah.

10. Mengatakan “ah” kepada orang tua dan mengeraskan suara di hadapan mereka ketika berselisih.

0 ulasan: